today's quote

love the one you love in pour.
and you'll be loved

Thursday, December 22, 2011

Past and future 1.4

“ICA…. Ih… kamu ini buat iri aja tau gak sih! Enggak di Jakarta enggak di Medan,tetep aja deh guru guru tuh sayang benget sama kamu…” kata Lia kesal sembari menghentakkan kakinya kuat kuat ke tanah.
          “Uda lha Li… Makanya kamu belajar dong… Uda kamunya salah sendiri,sibuk nyalahin aku pulak… capedeh..!” ujar Ica dengan suara lembut dan dengan wajah yang diwarnai setitik senyum jail khas Ica.
          “Akhhhh..! uda lha! Ke kantin aja yuk…! Laper banget nih…” keluh Lia. Mungkin uda capek juga sih bertengkar sama Ica.
          “Lia! Jangan narek narek tangan aku dong! Kamu ini uda kayak gak makan satu abad aja deh!”
          “lebay! Uda akh! Cepetan napa?!” protes Ica.
          Begitu sampai di kantin,Ica dan Lia langsung mencari tempat duduk dan memesan 2 mangkuk mie. Sebenernya sih Ica uda bosen banget makan mie. Mie itu kan gak bagus banget buat kesehatan. Makanya gak bole sering sering dimakan. Nanti kena kanker lho… Itulah persepsi Ica. Tapi,Ica gak punya pilihan lain sehubung temennya ini suka banget makan mie. Makanya,Ica mengalah aja. Ica juga tau kok betapa besar usaha Lia buat memesan mie yang punya fans segunung itu. Pokoknya,ngalahin kumpulan semut yang berebut gula deh. Hehehe… lebay…
          Lia… Lia… kayaknya nih orang betol betol laper deh. Dari tadi gak brenti ngunya aja. Seru Ica dalam hati saat melihat sohibnya itu menelan semangkuk mie tanpa berhenti.
          “hai bro…” sesosok makhluh hidup—baca:makhluk gak jelas. Hehehe.. jahat banget deh..-- mendatangi Ica dari belakang.
          “Allamak… Dodo! Jangan buat orang jantungan dong…”teriak Ica keras sehingga membuat seluruh isi kantin memperhatikannya. Ya… kecuali yang makannya uda asik banget. Contohnya ya si Lia ini. Uda duduk disamping Ica,tetep aja gak sadar kejadiannya.
          “Lia! Ngunya mulu kerjaanmu! Gak ada kerjaan lain apa?! Kok gak jadi kebo n makan rumput aja? Cause uda mirip banget tuh… lantas tak ada bedanya lagi!” bentak Ica keras kearah Lia.
          “hehehe.. sabar coy… kalo bisa,gue mau kok makan rumput! Setidaknya kan kalo makan rumput,gak bakalan bangkrut kan? Makan sampek mana pun gak bakal perlu bayak kok… hehehe… pizzzz…”
          Nih orang uda nambah nambah emosi aku,ngomongnya gak bersalah pulak itu! Buat makin palak aja! Gerutu Ica dalam hati.
          “Uda lha Caca… sabar aja lha…. Sorry deh tadi uda ngagetin kamu…” kata Doni Korward—dipanggil Dodo--,teman baik Ica sejak bergabung di sekolah Karya Bakti.
          “Cici Dian! Ci….” Teriak Ica setelah tanpa sengaja melihat Dian berjalan keluar kantin.
          Dalam sesaat,Ica langsung berpamitan dengan teman temannya—pake senyum lho…-- dan berlari mengejar Dian. Sementara teman temannya hanya mampu melihat sambil menggoyangkan kepala sangking gak nyangka dengan tingkah laku temannya itu.
          Sebenarnya,Ica tuh kalo marah,gak bakal tahan sampek lebih dari 10 menit. Karena bagi Ica,marah tuh gak ada gunanya. Nahhh… Persepsi Ica yang berbeda dari orang lain inilah yang membuat Ica sangat dikagumi disekolah ini. Ica tuh banyak dikenal dan disukai oleh kakak dan adik kelasnya. Bahkan guru guru di sekolah ini semuanya sayang sama Ica. Ya… Paling Cuma 1:100 aja orang yang kurang suka sama Ica.
          Kembali ke laptop ya,…
          Setelah Ica mengejar Dian,tentu saja lho… pokok bahasannya ya tentang itu lho. Hehehe… tentang kompetisi yang mau mereka ikuti dong. Karena sebenarnya,Ica tuh bukan tipe orang yang bisa cari pokok bahasan yang bagus kalo lagi bicara sama orang lain. Makanya,,kadang kadang orang orang tuh suka bosen kalo ngomong sama Ica. Pokoknya,Ica tuh uda di CAP sebagai siswi teladan dan polos banget di sekolah ini.
          “Ci… cici uda bisa speechnya? Aku belom bisa lho ya… gmana ya… aku ja” omongan Ica terputus begitu melihat ada sosok monster—baca:Kelvin—didepan mereka.
          Secepatnya,Ica langsung pergi dari tempat itu.
“Ci Dian.. aku pergi dulu ya..” setelah mengatakannya,lalu Ica berlari terbirit birit menuju kelas. Tapi saat sudah hampir mencapai kelasnya—kira kira 10 meter lagi--,Ica malah terdiam karena menyadari kalau ada sesuatu—baca:tangan orang juga-- yang menyentuh tangannya.
Ica lalu berbalik dan mendapati sosok Kelvin ada disana. Ica lalu buru buru berusaha keras melepas tangannya dari genggaman Kevin tapi,apa daya diri tak kuat, Ica terpaksa diam saja membiarkan tangannya dipegang kuat. Ya… pasrah!
“Tadi kenapa kamu lari?”kata Kelvin lembut.
“Kenapa kamu lari?!”dengan volume suara yang ditingkatkan setelah Ica tidak menjawab pertanyaannya tadi selama kira kira 5 detik.
“KENAPA TADI KAMU LARI HAH?! PUNYA MULUT GAK? BISA JAWAB GAK?”kata Kelvin dengan volume suara ngalahin longlongan serigala! Eh,kali ini enggak lebay lho…
“Woi… ngapain sih loe kayak gini? Loe bener bener gak kayak biasanya. Ada apa sih sama loe?”
“Diam kamu Bram! Loe gak tau apa apa! Dan sekarang gue ada urusan sama cewek kurang ajar satu ini!” begitu tanggapan Vin begitu mendengar perkataan dari Brames. Teman sekelas plus sobatnya itu.
“Ikut gue sekarang!”bentak Kelvin keras keras sambil membawa Ica pergi dari tempat itu. Walaupun diwarnai tatapan marah,sedih,dan takut dari orang orang disekelilingnya termasuk hardikan dan anceman dari guru guru,semua itu tak mampu menghentikan langkah Kelvin.
          Lalu,ternyata Kelvin membawa Ica ke lantai paling atas sekolah itu. Memang tak pernah ada yang memasuki tempat itu keciali Kelvin. Kerena menurut rumor yang beredar,5 tahun yang lalu ada seorang siswi yang bunuh diri dengan melompat dari tempat ini. Tapi,tak ada yang mengetahui siapa orang itu. Karena peristiwa itu terjadi pada hari terakhir ujian semester dan pada sore hari saat sekolah benar benar sepi. Guru guru pun lebih memilih bungkam jika ditanya masalah itu.
Walaupun seluruh siswa menarik kesimpulan seperti itu,Kelvin menganggap ini adalah tempat yang mengandung sejuta kenangan. Mulai dari kenangan manis hingga kenangan pahit bahkan menyayat hati.
Setelah Kelvin membawa Ica kesini,Kelvin langsung memeluk Ica kuat kuat. “Kenapa? Kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa? Apa aku salah? Kalau sekarang aku jadi kayak gini,semuanya karna kamu.. karena aku gak bisa hidup berdampingan dengan perasaan bersalah ini…” ujar Kelvin dengan wajah yang penuh dengan air mata.
Sementara Ica sama sekali tidak mengerti dengan semua ini. Ica gak pernah merasa kalau pernah bertemu dengan Kelvin dulu. Yang Ica tau, wajah pria ini membuktikan bahwa dia pasti mempunyai masa lalu yang kalut banget. Habisnya,parasaan bersalah yang dalam terpancar jelas diwajahnya. Makanya,Ica enggak menolak atau memberontak sewaktu menyadari dirinya dipeluk.
“Ko… koko kenapa? Apa yang koko maksud? Aku bener bener gak ngerti ko… apa aku salah? Tolong ko… jelasin sama aku.” Kata kata Ica kemudian menyadarkan Kelvin dari masa lalu dan kenangan pahitnya.
Begitu menyadari bahwa yang dipeluknya adalah seseorang yang bahkan tak mengetahui apa pun tentangnya,Kelvin lalu melepas pelukannya. “Sorry banget hm… siapa nama loe?”
Angelica Filia Erlinda… panggil aja Ica…”
“Ohh… Ica… Sorry banget.. kalo kamu mau masuk kelas,masuk aja.. sekali lagi.. sorry banget…” jawab Kelvin dengan wajah yang masih lembab,suara yang menyedihkan,dan tangan yang masih tak dapat berhenti bergetar.
Setelah berkata kepada wanita yang tadi sempat membawanya ke masa lalunya yang kelam itu, Kelvin lalu duduk si lantai dan membenamkan wajahnya dalam dalam diantara lengannya.
Desah Kevin dalam hati sambil bercucuran air mata. Tuhan,maafkanlah aku. Tolong jangan hukum aku lahi. Aku pernah sekali melakukan kesalahan besar. Dan sekarang,kenapa kau ingatkan lagi Tuhan? Kalau memang ini hukuman,mengapa harud Kau libatkan orang lain yang tak bersalah? Haruskah aku menyakitinya lagi?
Setelah melewati kira kira 10 menit,Kelvin lalu mengangkat wajahnya dan alangkah terkejutnya dia ketika melihat Ica duduk persis didepannya. Hal itu tentu membuatnya menghapus air matanya dan bangkit berdiri. Ya,pantang banget kan bagi seorang pria untuk meneteskan air mata?
“Kamu kok masi disini sih?”
“Aku gak tau ko… Aku Cuma ngerasa kalo aku memang seharusnya ada di sini.. hm… Kalo bole aku tau ya ko.., kenapa sama koko? Hm,itu kalo koko mau cerita aja…”
“Sorry Ca,aku gak bisa cerita sekarang. Aku janji,aku pasti bakalan cerita sama kamu. Tapi,enggak sekarang. Ada waktunya Ca. Bagusan sekarang kamu kembali ke kelas aja. Aku gak mau orang lain berpandangan buruk tentang kamu cuma gara gara aku aja.”
“iya ko… koko sendiri?”tanya Ica sembari bangkit berdiri dan membersihkan rok nya yang kotor.
“Menurut kamu,apa aku bisa keluar dengan wajah seperti ini?” seru Kelvin dengan setitik senyum wajahnya.
 “kamu tenang aja,aku gak bakalan bermalam disini kok.. karena jika itu terjadi,nyamuk nyamuk disini pasti bakal kegirangan banget deh… uda lha.. kamu gak usa cemas…”
Lalu,Ica kembali ke kelas. Dan sekarang,dia sudah mampu melihat Kelvin dari sudut yang berbeda.
Memang selama 2 jam pelajaran,Ica sama sekali enggak menyimak pelajaran dengan baik. Sebenarnya Ica penasaran banget tentang Kelvin.

No comments:

Post a Comment