today's quote

love the one you love in pour.
and you'll be loved

Saturday, January 7, 2012

past and Future 2.4

          Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam,Ica tentu sudah menyelesaikan tugas rumahnya. Maklum lha.. Anak teladan gitu lho.. Namun,Ica masih belum dapat tertidur. Ica masih berdiri di balkon dan menghadap bintang. Ia berjanji bahwa mulai hari ini,ia akan melihat Kelvin dari sudut pandang yang lain.
          Bintang… banyak hal yang terjadi hari ini. Mulai dari pagi tadi saat aku abri tiba di sekolah. Sampai pertemuan kami tadi. Ko Vin ternyata tidak seburuk yang dibicarakan orang orang. Aku yakin bintang.. Dia pasti punya alasan kuat yang melandasi semua sikapnya selama ini. Curah Ica dalam hati sambil melihat lekat lekat bintang dari balkon kamarnya.
          Tadi Ica sudah menelpon Dodo dan Adel untuk menceritakan kejadiannya. Tapi,tentu tidak semua diceritakannya. Ica Cuma bilang bahwa Vin mengajaknya jalan jalan dan ngobrol. Dan untuk yang selengkapnya akan Ica ceritakan besok di sekolah dangan alasan bahwa Ica sudah sangat lelah. Begitu terkejutnya Ica saat menyadari bahwa dirinya belum menanyakan sesuatu kepada Vin. Yaitu kenapa Vin mengatakan kepada Verry—mantan pacarnya—bahwa Ica memiliki hubungan khusus dengannya.
          Secara spontan Ica langsung mancari nomor Vin di contact Hp-nya. Dan dalam waktu kurang dari 5 detik,Ica sudah mendapatkannya dan langsung menekan tombol berwarna biru di Hp-nya. Tetapi setelah menunggu sekitar 5 menit,Vin tak juga mengangkatnya. Tapi Ica tidak putus asa. Ica mencoba untuk menghubunginya sekali lagi. Namun betapa terkejutnya Ica, sebelum Ica malakukannya, Hp Ica bergetar dan tertuliskan nama “Ko Kelvin” di Hp-nya pertanda Vin menghubunginya kembali. Dan buru buru Ica langsung mengangkatnya.
          “Hallo..” sapa Ica.
          “Ya. Ada apa Ca? Kok kamu malah nelpon malam malam gini? Emangnya belum tidur?” tanya Vin bingung melihat ulah adik kelasnya ini. Biasanya kalo anak teladan itu tidur jam 9 kan? Ini malah nelpon jam 11. Ya.. begitulah image Siswi teladan di mata Vin.
          “A…. Belom ko. Ada yang mau aku tanyak ko. Tadi baru ingat.” Jawab Ica refleks.
          “Apa?”
          “Hm… gini lho ko,kenapa sih tadi pagi,koko ngomong gitu sama kak Verry? Maksud aku,bilang kalo kita ada hubungan spesial gitu lho ko.. Aku takutnya besok temen temen aku malah nanyak macem macem dan aku gak tau mau jawab apa. Lagi pula…. Aku sendiri juga penasaran kok ko.. ”
          “Oooohhh. Besok pagi kamu ke skola jam berapa? Biasanya koko liat kamu slalu datang paling pagi kan? Jam berapa?” jawab Vin riuh. Ni anak gak ada pendiam pendiamnya. Bener bener siswi teladan gak sih? Trus ngomong gak pakek rem lagi! Kayak lagi dikejar hantu aja deh. Seru Vin dalam hati. Semakin Vin bergaul dengan Ica,semakin Ia merasa bahwa Ica jelas jelas berbeda dari kakaknya. Dulu Erika adalah siswi teladan plus berprestasi di SMP Karya Bakti, ia adalah siswi yang rajin dan disiplin, cara bicaranya juga sangat lembut dan feminim. Sungguh berbeda dengan Ica yang sekarang berbicara dengannya.
“Kita masuk jam 7.30 kan ko? Aku kluar jam 6.30 dari rumah. Biasanya sih 10 menit jugak sampek kok. Eh,emangnya kenapa ko?” tanya Ica bingung.
          “OK. Besok aku sampek di skola jam segitu jugak deh. Nanti biar aku jelasin aja. Jam segitu pun biasanya temen temen kamu belom datang. Gitu aja ya? Jadi skarang kamu bisa tidur deh. Ok?” tanggap Vin memberi solusi.
          “OK ko…! Setuju! Yauda ko. Besok aku tungguin deh.” Jawab Ica dengan suara yang cukup keras. Hal ini sontak membuat Vin menahan tawa. Tapi,walaupun solusi dari masalah itu sudah tercapai,kedua insan ini tidak juga menutup telponnya. Telpon baru ditutup setelah jam menunjukkan pukul 12 malam. Ya.. apa lagi yang mereka lakukan selain mengobrol?
          Setelah mengucapkan kata perpisahan,Vin pun menutup telponnya dan berjalan manuju balkon kamarnya. Memang, Vin menyadari bahwa Ica berbeda dengan Erica,kakaknya. Namun entah apa yang ada pada gadis itu sehingga Vin merasa begitu nyaman. Begitu hangat. Kerena pemikiran inilah,akhirnya Vin baru bisa terbang menuju alam mimpi ketika jarum panjang pada jam dikamarnya menunjuk ke angka 3. Tetapi walaupun begitu,Vin tetep bangun tepat pada waktu yang dijanjikannya kepada Ica. Vin bangun jam 6 pagi dan segera bergegas menuju sekolah Karya Bakti. Untung Vin tinggal sendiri. Bik Ita—pembantu yang dipekerjakan oleh ayah Vin—baru datang pada jam 12 siang untuk membersihkan rumah,memasak,mencuci dan menyetrika pakaian. Jadi tak ada yang merasakan kejanggalan pada diri Vin dari yang biasanya bangun terlambat menjadi bangun sebelum ayam berkokok.
          Tak disangka, disisi lain telpon,hal yang serupa namun tak sama juga terjadi pada Ica. Saat telpon itu diputus oleh Vin, Ica langsung berbaring diatas ranjangnya dan seketika terlelap. Dan bangun pada jam yang sama sengan Vin. Sebenarnya,Ica memang selalu bangun jam segini. Jadi,nothing change. Masih seperti biasa kok. Tapi, walaupun tetap pada kebiasaan,kali ini Ica pergi kesekolah dengan perasaan yang tidak biasa. Perasaan deg deg kan dan juga antusias.
          Keduanya segera bergegas. Sarapan dan tiba tepat waktu sesuai waktu yang dijanjikan.

No comments:

Post a Comment